Kategori

Asmaul Husna

Tukar Link

Copy paste link dibawah ini :
Senin, 02 Mei 2011

Nuh Nilai Pendidikan Karakter Mendesak Diterapkan

JAKARTA - Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) mulai tahun ajaran baru 2011/2012 pada bulan Juni atau Juli mendatang, berencana menerapkan pendidikan karakter. Materi ini akan diberikan mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai dengan perguruan tinggi. Termasuk di dalamnya pendidikan non-formal dan informal.

"Sekarang ini yang paling mendesak yang harus kita lakukan, adalah pendidikan karakter. Targetnya, semua sekolah harus menggunakan," ungkap Mendiknas M Nuh, saat ditemui di Gedung Kemdiknas, Jakarta, Senin (2/5).

Tema Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini sendiri adalah "Pendidikan Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa", dengan subtema "Raih Prestasi Junjung Tinggi Budi Pekerti". Tema ini, kata Nuh pula, mengingatkan kembali pada hakikat pendidikan yang telah ditekankan oleh Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantoro.

"Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran, dan jasmani anak didik," ucap Nuh, mengutip perkataan Ki Hajar Dewantoro yang hari lahirnya diperingati sebagai Hardiknas itu.

Pada sambutannya salam upacara peringatan Hardiknas, Nuh pun menekankan pentingnya pendidikan berbasis karakter dengan segala dimensi dan variasinya itu. Di mana menurutnya, karakter yang ingin dibangun bukan hanya berbasis atas kemuliaan diri semata, tetapi juga kemuliaan sebagai bangsa.

"Karakter yang ingin kita bangun bukan hanya kesantunan. Tetapi secara bersamaan, kita bangun karakter yang mampu menumbuhkan kepenasaranan intelektual sebagai modal untuk membangun kreativitas dan daya inovasi," imbuhnya.

Nuh menyampaikan, konsep pendidikan karakter itu sendiri telah disiapkan sejak tahun lalu. Disebutkannya, ada tiga kelompok pendidikan karakter, yaitu tumbuhnya kesadaran peserta didik sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, tumbuhnya kepenasaran intelektual untuk membangun keilmuan, serta tumbuhnya rasa bangga dengan cara berprestasi. "Dari kegemaran berprestasi itu, nanti akan muncul kebanggaan 'We are the Indonesian'," katanya.

Dijelaskan Nuh, bentuk pendidikan karakter tersebut bisa diwujudkan mulai dari kurikulum, sampai dengan membangun kultur budaya di sekolah। "Pendidikan karakter bukan hanya diajarkan melalui papan tulis, tetapi harus melalui pembudayaan. Jangan sampai terjebak hanya di ranah kognitif, tetapi harus diterjemahkan (pula) dalam ranah perilaku," tandasnya. (jpnn)